Dan berdasarkan versi saya sendiri, ini dia nih hal-hal yang perlu kalian perhatikan...
1. Penguasaan Lagu
Banyak yang bilang modal dasar menjadi seorang penyiar adalah harus pintar ngomong. Tapi saya bilang, bukan itu. Yang paling penting adalah seberapa banyak pengetahuan kalian soal lagu, which means...
... untuk menjadi seorang penyiar, kalian setidaknya harus tau genre-genre musik. Tau kan yang saya maksud... jazz, R&B, soul, pop, dan semacamnya. Ini penting banget buat seorang penyiar, yah paling ga, untuk menghindari kesalahan format acara. Ga lucu dong kalau tiba-tiba aja kalian mutar lagu R&B di program jazz.
Menguasai lagu artinya kalian juga harus bisa mengklasifikasikan seorang penyanyi atau grup musik ke dalam genre musik yang mereka usung. Jangan sampai kalian meng-announce-kan Backstreet Boys itu sebagai penyanyi R&B. Itu sama aja dengan mempermalukan diri sendiri, saudara-saudara...
2. Wawasan Luas
Yang namanya penyiar pastinya selalu berhubungan dengan pemberian informasi. Dan sudah menjadi kodrat alam buat mereka untuk menjadi orang yang harus serba tau. Cara tergampang untuk tetap mengikuti plot ini adalah dengan banyak-banyak baca, apapun jenis bacaan tersebut.
3. Penguasaan Materi Siaran
Terkadang di salah satu program radio, kalian mungkin diminta untuk menyampaikan sebuah informasi kepada pendengar. Kalian mungkin berpikiran, "Ah... gampang... kan sudah ada script-nya. Tinggal baca aja, beres..."
Eits, jangan salah. Penyampaian sebuah informasi juga menentukan layak atau tidaknya kalian menjadi seorang penyiar. Meskipun script-nya udah tersedia, bukan berarti kalian tinggal baca gitu aja. Pendengar bakalan ilfil kalau dengerin penyiar yang kedengeran banget baca-nya. Mereka pasti berpikiran, "kalau gini sih, saya juga bisa baca sendiri..." Tuh kan...
Penyiar itu memberikan informasi, bukan membacakan informasiJadi, meskipun sebenernya kalian memang membacakan materi, setidaknya kalian bisa mengusahakan untuk menghilangkan kesan membca itu. Caranya?
Dengan menguasai materi tersebut. Sebelum siaran, kalian persiapkan materi yang akan kalian baca, pahami isinya, dan pada saat siaran kalian tinggal menceritakan kembali apa yang sudah kalian baca sebelumnya dengan masih berpatokan pada script yang ada. Dijamin deh, pendengar bakalan percaya 100% kalau kalian memang serba tau segalanya. Hihii...
4. Penguasaan Vokal
Kalau tiga di atas sudah bisa kalian pahami dan terapkan sebagai seorang penyiar, baru deh kalian bisa melatih vokal. Ga mesti harus punya suara yang merdu, atau ngebass, atau serak-serak becek, apalagi semriwing-semriwing gimanaa... gitu. Asal kalian bisa mengatur pitch control (nyolong kata-kata mba Trie Utami nih... hehee...) dan tempo suara, biar suara kalian cempreng kayak kaleng gombreng juga tetap bakalan enak kok didengernya. Caranya gimana?
- suara ga perlu terlalu dibuat-buat biar kedengaran merdu, apa adanya aja...
- bicara jangan terlalu cepat, takutnya apa yang disampaikan malah ga dimengerti...
- ga perlu lah ngomong pake bahasa gaul kalau ga sesuai sama kepribadian kalian (apalagi kalau ga sesuai sama format acara...). Cukup pake bahasa obrolan kalian sehari-hari aja (tapi bukan berarti juga pake bahasa daerah loh ya... kecuali kalau memang ada format bahasa daerah... hehee...)
Ini juga penting banget untuk menjadi seorang penyiar. Kalian setidaknya bisa (dalam istilah saya) mengendalikan mixer. Bukan mixer untuk mencampur adonan loh ya, tapi ini nih...
Pada saat vokal kalian naik (artinya saat kalian on air) usahakan musik background ga terlalu tinggi (ga lucu kan kalau suara kalian saingan sama backsound...) atau terlalu rendah (bakalan sepi banget kalau suara kalian aja yang kedengaran...). Disinilah insting kalian yang mengambil alih, apakah backsound sudah selaras dengan vokal kalian atau belum.
Penyusunan lagu yang bakalan diputar juga perlu diperhatikan, ga bisa sembarangan gitu aja, yah setidaknya harus disesuaikan dengan format acara. Ga mungkin kan pagi-pagi kalian mutar lagu yang bertempo pelan (bisa pada ngantuk lagi deh pendengarnya...) atau mutar lagu jejingkrakkan di siang bolong atau malam-malam (mau ditimpuk ma orang-orang karena udah ganggu ketenangan...?).
Tambahan lagi, hindari penyusunan lagu yang tidak sejenis. Hihii... bingung yah... Maksud saya, setelah memutar lagu yang bertempo cepat, usahakan untuk menghindari memutar lagu yang bertempo pelan (atau sebaliknya, dari yang pelan ke yang cepat). Ga enak banget didengarnya. Jadi kalian bisa coba mutar lagu yang bertempo medium dulu sebelum pindah ke lagu yang slow.
Kalau ternyata ga bisa juga...? anggaplah karena tuntutan request pendengar... Tenang aja, kalian bisa menyiasatinya kok. Caranya? Saat perpindahan lagu, kalian bisa selipkan jingle, iklan, atau kalian on air aja. Jadi pergantian lagu dari yang bertempo cepat ke pelan ga terlalu terasa.
Jadi, gampang ga sih menjadi seorang penyiar? Jawabannya, tidak. Tapi apakah syarat-syarat yang sudah saya kasih untuk kalian terlalu rumit buat dijalanin? Jawabannya juga tidak. Jadi, gampang-gampang susah gitu deh... hehee...
Yah, paling ga itu yang bisa saya bagi untuk kalian. Mungkin ada yang lebih jago dalam hal ini ketimbang saya dan menganggap apa yang saya tulis (atau ketik ya..?) kurang benar. Well, ini semua berdasarkan pendapat dan pengalaman saya sewaktu saya jadi penyiar radio. Kalau ada yang tau lebih banyak lagi, mari kita saling berbagi informasi, hehee...
2 ocehan mereka:
oke deh, tks tipsnya ya.
hahahha..besok aku audisi penyiar..jadi deg-degan..plus bingung mau gimana?
soalnya ini pengalaman pertama ku. . .
terima kasih buat artikelnya...
Post a Comment
Makasih banget deh udah nyempat-nyempatin baca... lebih makasih lagi kalau ditambah komennya...