8 October 2009

Hal Luar Biasa Dari Hal Yang Paling Sederhana Itu Adalah...

Dicelotehkan oleh Si_Isna jam 11:04
Hal-hal yang paling sederhana terkadang bisa menjadi sumber inspirasi dalam menulis. Ga percaya? Itu sudah saya alami... atau lebih tepatnya, baru saja saya alami.

Semuanya diawali ketika saya harus bersibuk-sibuk ria pergi ke satu tempat ke tempat yang lain untuk urusan yang berhubungan dengan masa depan karir saya nantinya. Tapi sialnya (setidaknya pada awalnya saya berpikiran seperti itu...), Sang Pangeran yang biasanya selalu berbaik hati (atau mungkin terpaksa.. entahlah... saya juga ga tau...http://www.emocutez.com) dan bela-belain mengantarkan saya kemanapun saya minta, ternyata hari ini begitu disibukkan sama pekerjaannya sampai-sampai dia harus menyembah-nyembah di kaki saya memohon ampun... oke... itu terlalu berlebihan... tapi singkat kata, dia ga bisa nemenin saya hari ini.

Well, saya pacar yang baik, ga suka maksain kemauan saya sendiri, dan jadilah saya pergi sendiri. Tidak dengan menyetir mobil karen saya ga bisa nyetir. Tidak juga dengan mengendarai sepeda motor karena saya ga pernah punya keberanian buat coba-coba mengendarai sepeda motor di tempat saya tinggal sekarang (alasannya terlalu panjang buat dijelasin disini, jadi mungkin bakalan saya beritahu di postingan berikutnya saja...).

Jadi singkat kata, saya berusaha dengan sungguh-sungguh menyelesaikan urusan saya dengan berjalan kaki. Iya saudara-saudara... jalan kaki... bukannya mengelinding...http://www.emocutez.com!! Jadi usaha saya selama ini buat gedein badan cuma sampai sebatas gedein kaki aja.

Tapi ternyata dari hal sedehana (seperti jalan kaki...) yang saya lakukan itu, banyak hal-hal luar biasa yang saya temukan (yang ternyata juga berasal dari hal-hal yang sangat sederhana...).
  • Pertama, saat saya melangkahkan kaki keluar pagar rumah kosan saya, hal paling pertama yang saya lihat adalah gundukan tak beraturan dengan aroma yang cukup khas hasil karya Blantoi (kucing liar yang suka mangkal di rumah kosan saya...), cukup membuat saya refleks memencet hidung untuk memblokir aroma yang pastinya bakalan datang menyerang seandainya saja saya kurang sigap. Hal luar biasanya dimana..? Ga ada... Saya cuma menggambarkan bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi pada setiap orang
    (http://www.emocutez.com...???)

  • Dan sekarang saya lebih serius nih. Beberapa langkah meninggalkan kosan, yang saya jumpai berikutnya adalah para buruh bangunan yang sedang giat-giatnya mengerjakan bangunan yang nantinya bakalan jadi rumah baru pemilik kos saya, tepat di sebelah rumah kosan. Dan hal luar biasa yang saya lihat dari mereka adalah... mereka terlihat begitu menikmati pekerjaan mereka. Tidak ada raut lelah dari wajah mereka, atau gurat resah penuh pertanyaan akan ketidakpastian : apa yang akan mereka bawakan untuk anak istri di rumah sebagai makan malam, ataupun rasa malu akan pekerjaan mereka yang oleh sebagian besar orang dianggap sangat tidak berkelas. Tidak. Mereka menekuni pekerjaan mereka seakan-akan tidak ada yang ingin mereka lakukan selain itu. Seakan-akan menjadi seorang buruh bangunan memang sudah lama mereka impi-impikan. Membuat saya menjadi malu terhadap diri saya sendiri yang sampai sekarang terkadang masih mengeluhkan pekerjaan saya.

  • Saat berikutnya, saat saya melangkah keluar kompleks menuju jalan raya, lagi-lagi saya bertemu hal yang luar biasa. Kali ini dalam wujud seorang abang becak yang dengan sabar menanti siapa saja yang akan menggunakan jasanya. Dan dalam penantiannya tersebut, si abang becak menghabiskan waktunya dengan membaca. Iya teman-teman... membaca...!!! Buku yang beliau baca tampak sudah benar-benar lusuh, sampai-sampai saya yakin itu buku lama yang sudah ga diterbitkan lagi. Judulnya singkat dan padat, "Pelajari Dengan Hati". Saya ga tau siapa penulis dan apa penerbitnya karena saya begitu terpukau dengan apa yang barusan saya lihat. Jujur saja saya ga pernah lihat hal luar biasa semacam itu. Sangat disesalkan saat itu saya ga bawa HP (HP saya tertinggal di kosan karena tadinya saya buru-buru pergi dan saya ogah balik lagi ke kosan mengingat jaraknya lumayan jauh...), padahal saya pengen banget mengabadikan momen menakjubkan itu.

  • Perjalanan saya berikutnya ke tempat tujuan ga diisi oleh hal-hal menakjubkan, kecuali kekesalan terhadap pengguna jalan yang selalu aja bikin saya jengkel (seperti saya bilang tadi, alasannya bakalan saya kasih tau di postingan berikutnya...). Tapi begitu sampai di tempat tujuan, saya kembali disambut oleh satu hal lagi (yang menurut saya) luar biasa. Dan kali ini pemerannya adalah seorang ibu penjual keripik. Tidak banyak yang dijual beliau, hanya satu keranjang ukuran sedang. Dan kebetulan yang beliau jual adalah keripik kesukaan saya, keripik singkong pedas manis.

    Ini cemilan favorit saya...

    Langsung aja saya menghampiri untuk membeli dagangan beliau. Ga tanggung-tanggung, 10 bungkus sekaligus, hehee... (bukannya karena saya rakus, tapi karena saya emang doyan, dan kebetulan saya juga belum sempat sarapan...http://www.emocutez.com). Dan pada saat itulah saya melihat hal yang luar biasa, saat melihat senyuman yang merekah di wajah si Ibu yang mengkilat karena keringat. Senyum sumringah beliau mengingatkan saya pada senyum sumringah yang juga biasa terlukis di wajah keponakan saya... setiap kali keponakan saya bermain jual-jualan dan saya berpura-pura jadi pembelinya. Senyum yang sama juga terlihat di wajah si Ibu penjual keripik. Kebahagiaan terpancar di wajah si Ibu ketika saya menyerahkan sejumlah uang dan beliau menyerahkan bungkusan keripik saya. Persis seperti seorang anak kecil yang sedang bermain jual-jualan. Hati saya membengkak dua kali lipat karena bahagia... saya sudah membuat seseorang tersenyum bahagia... oke, mungkin tidak dalam skala besar, tapi setidaknya beliau senang... dan saya lebih senang lagi karenanya.

  • Perjalanan saya diakhiri dengan kemunculan seseorang yang cukup berkarakter menurut saya. Yang saya maksud disini adalah orang yang terpaksa kehilangan kewarasannya, alias orang gila. Tapi saya ga mau menyebut dia seperti itu, cukup dengan istilah "orang yang berkarakter" saya sudah memperlakukan dia sesuai dengan haknya (well, orang gila juga manusia toh...). Dan kali ini yang tertangkap oleh mata saya adalah seorang laki-laki berusia sekitar akhir 30an, berdiri tegap di hadapan sebuah tiang bendera dengan Sang Merah Putih berkibar dengan megah di puncaknya. Yang terjadi selanjtnya sudah bisa saya tebak. Si laki-laki ini sekonyong-konyong dengan sigap melipat lengan kanannya dan meletakkan telapak tangannya tepat di depan keningnya, pendek kata,
    hormathttp://www.emocutez.com (yah... kita misalkan aja itu bendera Indonesia... hihiii...).
    Saya ga tau apakah saya harus tertawa atau justru terharu melihat adegan ini. Mungkin sedikit ingin tertawa melihat ketidakwajaran yang dia lakukan... tapi lebih banyak haru yang mengusik benak saya. Saya jadi bertanya-tanya, keputus-asaan hebat apa yang sudah dialami oleh laki-laki ini sampai-sampai dia harus berada di tahap seperti itu. Saya yakin ketidakwajaran tingkah lakunya menggambarkan keputus-asaannya. Apakah dia begitu kecewa dengan keadaan negeri yang sangat dicintainya ini...? atau mungkin dia cuma putus asa karena ga pernah dipilih sebagai anggota Paskibra di sekolahnya...? Saya ga bakalan pernah tau jawabannya. Tapi ada satu hal lagi yang mengganggu saya. Si laki-laki ini sudah kehilangan kewarasannya, namun sikapnya masih tetap menunjukkan kecintaannya pada tanah air. Sementara sebagian besar kita, yang jelas-jelas masih sangat waras dan sadar dengan tindakan kita, justru terlihat enggan untuk melakukannya, meskipun itu cuma sekedar mengikuti apel bendera. Ironis...
Well, yang jelas perjalanan (lebih kurang) 60 menit saya hari ini memberikan begitu banyak hal untuk saya pelajari lagi. Hanya dengan berjalan kaki saya menemukan banyak hal yang patut untuk direnungkan dalam hidup : semangat hidup, kesabaran, keikhlasan untuk memberi, dan kemauan untuk mempelajari hidup. Dan itu cuma sebagian kecil yang berhasil saya lihat. Entah apa lagi yang akan saya temukan besok, lusa, dan hari-hari berikutnya. Itupan kalau saya diberi kesempatan untuk berjalan kaki lagi (atau menapaki dunia fana ini lagi...). Mungkin saya akan menemukan hal-hal yang lebih berharga dari hari ini. Hal-hal yang lebih luar biasa dari hal-hal yang sangat sederhana. Mungkin...


NB : maaf kalau postingan saya kali ini terlalu panjang. Saya merasa sayang sekali kalau sampai ada yang terlewatkan oleh saya. Dan karena itulah saya terinspirasi untuk menulis postingan ini

7 ocehan mereka:

zujoe on 8 October 2009 at 15:02 said...

cemilannya enaaakkk.... btw semangad semangad memperbesar kaki hohoho ehh betis tepatnya...

lam kenal juga mbak isna...

bandit™perantau on 8 October 2009 at 16:18 said...

60 menit yg begitu berharga...
hehehehe


Nice sharing Kawan...
:D


Salam Perantau™

Si_Isna on 8 October 2009 at 16:53 said...

@zujoe : ya saya tetap semangat memperbesar betis saya... dan juga hati saya... heuheuu..

@bandit : thanks bro... mudah2an saya bisa sharing lebih banyak lagi...

becce_lawo on 8 October 2009 at 21:59 said...

hmmmmm, fiuhhh....
salam kenal mbak..akhirnya bisa komenG juga setelah buat akun ma mbah google...
btw, kunjungan perdana nih..salam kenal aja
blognya bagus...cerite ne mengalir bak air mengalir (lah iyalah masak air tergenang),,he,,he

Unknown on 9 October 2009 at 11:20 said...

wah, camilannya mantap pedesnya. liat aja dah berasa pedes.

Si_Isna on 9 October 2009 at 11:28 said...

@becce_lawo : salam kenal juga, selamat datang di blog saya... baideway saya juga punya cerita tuh tentang air tergenang... hehee...

@Sang Cerpenis : tampilan bisa menipu kog... hehee...

Unknown on 9 November 2009 at 23:41 said...

kripik..bagi dong

Post a Comment

Makasih banget deh udah nyempat-nyempatin baca... lebih makasih lagi kalau ditambah komennya...

8 October 2009

Hal Luar Biasa Dari Hal Yang Paling Sederhana Itu Adalah...

Posted by Si_Isna at 11:04
Hal-hal yang paling sederhana terkadang bisa menjadi sumber inspirasi dalam menulis. Ga percaya? Itu sudah saya alami... atau lebih tepatnya, baru saja saya alami.

Semuanya diawali ketika saya harus bersibuk-sibuk ria pergi ke satu tempat ke tempat yang lain untuk urusan yang berhubungan dengan masa depan karir saya nantinya. Tapi sialnya (setidaknya pada awalnya saya berpikiran seperti itu...), Sang Pangeran yang biasanya selalu berbaik hati (atau mungkin terpaksa.. entahlah... saya juga ga tau...http://www.emocutez.com) dan bela-belain mengantarkan saya kemanapun saya minta, ternyata hari ini begitu disibukkan sama pekerjaannya sampai-sampai dia harus menyembah-nyembah di kaki saya memohon ampun... oke... itu terlalu berlebihan... tapi singkat kata, dia ga bisa nemenin saya hari ini.

Well, saya pacar yang baik, ga suka maksain kemauan saya sendiri, dan jadilah saya pergi sendiri. Tidak dengan menyetir mobil karen saya ga bisa nyetir. Tidak juga dengan mengendarai sepeda motor karena saya ga pernah punya keberanian buat coba-coba mengendarai sepeda motor di tempat saya tinggal sekarang (alasannya terlalu panjang buat dijelasin disini, jadi mungkin bakalan saya beritahu di postingan berikutnya saja...).

Jadi singkat kata, saya berusaha dengan sungguh-sungguh menyelesaikan urusan saya dengan berjalan kaki. Iya saudara-saudara... jalan kaki... bukannya mengelinding...http://www.emocutez.com!! Jadi usaha saya selama ini buat gedein badan cuma sampai sebatas gedein kaki aja.

Tapi ternyata dari hal sedehana (seperti jalan kaki...) yang saya lakukan itu, banyak hal-hal luar biasa yang saya temukan (yang ternyata juga berasal dari hal-hal yang sangat sederhana...).
  • Pertama, saat saya melangkahkan kaki keluar pagar rumah kosan saya, hal paling pertama yang saya lihat adalah gundukan tak beraturan dengan aroma yang cukup khas hasil karya Blantoi (kucing liar yang suka mangkal di rumah kosan saya...), cukup membuat saya refleks memencet hidung untuk memblokir aroma yang pastinya bakalan datang menyerang seandainya saja saya kurang sigap. Hal luar biasanya dimana..? Ga ada... Saya cuma menggambarkan bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi pada setiap orang
    (http://www.emocutez.com...???)

  • Dan sekarang saya lebih serius nih. Beberapa langkah meninggalkan kosan, yang saya jumpai berikutnya adalah para buruh bangunan yang sedang giat-giatnya mengerjakan bangunan yang nantinya bakalan jadi rumah baru pemilik kos saya, tepat di sebelah rumah kosan. Dan hal luar biasa yang saya lihat dari mereka adalah... mereka terlihat begitu menikmati pekerjaan mereka. Tidak ada raut lelah dari wajah mereka, atau gurat resah penuh pertanyaan akan ketidakpastian : apa yang akan mereka bawakan untuk anak istri di rumah sebagai makan malam, ataupun rasa malu akan pekerjaan mereka yang oleh sebagian besar orang dianggap sangat tidak berkelas. Tidak. Mereka menekuni pekerjaan mereka seakan-akan tidak ada yang ingin mereka lakukan selain itu. Seakan-akan menjadi seorang buruh bangunan memang sudah lama mereka impi-impikan. Membuat saya menjadi malu terhadap diri saya sendiri yang sampai sekarang terkadang masih mengeluhkan pekerjaan saya.

  • Saat berikutnya, saat saya melangkah keluar kompleks menuju jalan raya, lagi-lagi saya bertemu hal yang luar biasa. Kali ini dalam wujud seorang abang becak yang dengan sabar menanti siapa saja yang akan menggunakan jasanya. Dan dalam penantiannya tersebut, si abang becak menghabiskan waktunya dengan membaca. Iya teman-teman... membaca...!!! Buku yang beliau baca tampak sudah benar-benar lusuh, sampai-sampai saya yakin itu buku lama yang sudah ga diterbitkan lagi. Judulnya singkat dan padat, "Pelajari Dengan Hati". Saya ga tau siapa penulis dan apa penerbitnya karena saya begitu terpukau dengan apa yang barusan saya lihat. Jujur saja saya ga pernah lihat hal luar biasa semacam itu. Sangat disesalkan saat itu saya ga bawa HP (HP saya tertinggal di kosan karena tadinya saya buru-buru pergi dan saya ogah balik lagi ke kosan mengingat jaraknya lumayan jauh...), padahal saya pengen banget mengabadikan momen menakjubkan itu.

  • Perjalanan saya berikutnya ke tempat tujuan ga diisi oleh hal-hal menakjubkan, kecuali kekesalan terhadap pengguna jalan yang selalu aja bikin saya jengkel (seperti saya bilang tadi, alasannya bakalan saya kasih tau di postingan berikutnya...). Tapi begitu sampai di tempat tujuan, saya kembali disambut oleh satu hal lagi (yang menurut saya) luar biasa. Dan kali ini pemerannya adalah seorang ibu penjual keripik. Tidak banyak yang dijual beliau, hanya satu keranjang ukuran sedang. Dan kebetulan yang beliau jual adalah keripik kesukaan saya, keripik singkong pedas manis.

    Ini cemilan favorit saya...

    Langsung aja saya menghampiri untuk membeli dagangan beliau. Ga tanggung-tanggung, 10 bungkus sekaligus, hehee... (bukannya karena saya rakus, tapi karena saya emang doyan, dan kebetulan saya juga belum sempat sarapan...http://www.emocutez.com). Dan pada saat itulah saya melihat hal yang luar biasa, saat melihat senyuman yang merekah di wajah si Ibu yang mengkilat karena keringat. Senyum sumringah beliau mengingatkan saya pada senyum sumringah yang juga biasa terlukis di wajah keponakan saya... setiap kali keponakan saya bermain jual-jualan dan saya berpura-pura jadi pembelinya. Senyum yang sama juga terlihat di wajah si Ibu penjual keripik. Kebahagiaan terpancar di wajah si Ibu ketika saya menyerahkan sejumlah uang dan beliau menyerahkan bungkusan keripik saya. Persis seperti seorang anak kecil yang sedang bermain jual-jualan. Hati saya membengkak dua kali lipat karena bahagia... saya sudah membuat seseorang tersenyum bahagia... oke, mungkin tidak dalam skala besar, tapi setidaknya beliau senang... dan saya lebih senang lagi karenanya.

  • Perjalanan saya diakhiri dengan kemunculan seseorang yang cukup berkarakter menurut saya. Yang saya maksud disini adalah orang yang terpaksa kehilangan kewarasannya, alias orang gila. Tapi saya ga mau menyebut dia seperti itu, cukup dengan istilah "orang yang berkarakter" saya sudah memperlakukan dia sesuai dengan haknya (well, orang gila juga manusia toh...). Dan kali ini yang tertangkap oleh mata saya adalah seorang laki-laki berusia sekitar akhir 30an, berdiri tegap di hadapan sebuah tiang bendera dengan Sang Merah Putih berkibar dengan megah di puncaknya. Yang terjadi selanjtnya sudah bisa saya tebak. Si laki-laki ini sekonyong-konyong dengan sigap melipat lengan kanannya dan meletakkan telapak tangannya tepat di depan keningnya, pendek kata,
    hormathttp://www.emocutez.com (yah... kita misalkan aja itu bendera Indonesia... hihiii...).
    Saya ga tau apakah saya harus tertawa atau justru terharu melihat adegan ini. Mungkin sedikit ingin tertawa melihat ketidakwajaran yang dia lakukan... tapi lebih banyak haru yang mengusik benak saya. Saya jadi bertanya-tanya, keputus-asaan hebat apa yang sudah dialami oleh laki-laki ini sampai-sampai dia harus berada di tahap seperti itu. Saya yakin ketidakwajaran tingkah lakunya menggambarkan keputus-asaannya. Apakah dia begitu kecewa dengan keadaan negeri yang sangat dicintainya ini...? atau mungkin dia cuma putus asa karena ga pernah dipilih sebagai anggota Paskibra di sekolahnya...? Saya ga bakalan pernah tau jawabannya. Tapi ada satu hal lagi yang mengganggu saya. Si laki-laki ini sudah kehilangan kewarasannya, namun sikapnya masih tetap menunjukkan kecintaannya pada tanah air. Sementara sebagian besar kita, yang jelas-jelas masih sangat waras dan sadar dengan tindakan kita, justru terlihat enggan untuk melakukannya, meskipun itu cuma sekedar mengikuti apel bendera. Ironis...
Well, yang jelas perjalanan (lebih kurang) 60 menit saya hari ini memberikan begitu banyak hal untuk saya pelajari lagi. Hanya dengan berjalan kaki saya menemukan banyak hal yang patut untuk direnungkan dalam hidup : semangat hidup, kesabaran, keikhlasan untuk memberi, dan kemauan untuk mempelajari hidup. Dan itu cuma sebagian kecil yang berhasil saya lihat. Entah apa lagi yang akan saya temukan besok, lusa, dan hari-hari berikutnya. Itupan kalau saya diberi kesempatan untuk berjalan kaki lagi (atau menapaki dunia fana ini lagi...). Mungkin saya akan menemukan hal-hal yang lebih berharga dari hari ini. Hal-hal yang lebih luar biasa dari hal-hal yang sangat sederhana. Mungkin...


NB : maaf kalau postingan saya kali ini terlalu panjang. Saya merasa sayang sekali kalau sampai ada yang terlewatkan oleh saya. Dan karena itulah saya terinspirasi untuk menulis postingan ini

7 comments on "Hal Luar Biasa Dari Hal Yang Paling Sederhana Itu Adalah..."

zujoe on 8 October 2009 at 15:02 said...

cemilannya enaaakkk.... btw semangad semangad memperbesar kaki hohoho ehh betis tepatnya...

lam kenal juga mbak isna...

bandit™perantau on 8 October 2009 at 16:18 said...

60 menit yg begitu berharga...
hehehehe


Nice sharing Kawan...
:D


Salam Perantau™

Si_Isna on 8 October 2009 at 16:53 said...

@zujoe : ya saya tetap semangat memperbesar betis saya... dan juga hati saya... heuheuu..

@bandit : thanks bro... mudah2an saya bisa sharing lebih banyak lagi...

becce_lawo on 8 October 2009 at 21:59 said...

hmmmmm, fiuhhh....
salam kenal mbak..akhirnya bisa komenG juga setelah buat akun ma mbah google...
btw, kunjungan perdana nih..salam kenal aja
blognya bagus...cerite ne mengalir bak air mengalir (lah iyalah masak air tergenang),,he,,he

Unknown on 9 October 2009 at 11:20 said...

wah, camilannya mantap pedesnya. liat aja dah berasa pedes.

Si_Isna on 9 October 2009 at 11:28 said...

@becce_lawo : salam kenal juga, selamat datang di blog saya... baideway saya juga punya cerita tuh tentang air tergenang... hehee...

@Sang Cerpenis : tampilan bisa menipu kog... hehee...

Unknown on 9 November 2009 at 23:41 said...

kripik..bagi dong

Post a Comment

Makasih banget deh udah nyempat-nyempatin baca... lebih makasih lagi kalau ditambah komennya...

My Blog List (testing what a long title looks like)

 
Blog Design by Template-Mama.